oleh Rahmat Adi Perkasa
1. Cinta ala Akhir Bulan
Oh cinta, kamu seperti gaji,
Datang sekejap, lalu pergi tak pasti.
Manis di awal, pahit di akhir bulan,
Tapi tetap, aku menanti kedatanganmu dengan harapan.
2. Hati Berlabel Diskon
Katanya cinta sejati tak bisa dibeli,
Tapi kenapa hatimu seperti obral di toko,
Murah, semua orang boleh coba,
Tapi aku tetap rela membelinya, bodohnya aku.
3. Janji Manis yang Pahit
Janji-janji manismu seperti kopi tanpa gula,
Hitam, pahit, tapi tetap aku minum juga.
Semoga kafein itu cukup untuk membuatku sadar,
Bahwa cinta ini hanya ilusi di gelas besar.
4. Cinta yang Selalu Terlambat
Kamu seperti kereta ekonomi,
Datang penuh sesak dan selalu terlambat.
Tapi aku tetap menunggu di peron hati ini,
Meskipun tahu, tiket ini mungkin palsu lagi.
5. Pura-pura Setia
Cintamu itu seperti Wi-Fi gratis,
Tersedia untuk semua, tapi sinyalnya lemah.
Aku tetap mencoba login,
Meskipun tahu, jaringan ini penuh gangguan.
6. Cinta di Era Filter
Cintamu seperti foto di Instagram,
Indah berkat filter yang menipu pandang.
Tapi sayangnya, aku tetap jatuh cinta,
Pada wajah yang hanya ada di dunia maya.
7. Hati yang Tersedia 24 Jam
Kamu seperti minimarket,
Selalu buka, siapa saja boleh datang.
Aku ingin menjadi pelanggan tetapmu,
Tapi kenapa aku hanya dianggap pembeli sementara?
8. Cinta Fast Food
Katamu, cintamu spesial seperti menu favorit,
Tapi kenapa terasa hambar seperti fast food.
Cepat datang, cepat habis,
Tinggalkan hanya kemasan kosong di hati.
9. Kisah di Zona Teman
Aku seperti ponselmu,
Selalu dipegang, tapi tidak pernah jadi prioritas.
Hanya menjadi teman saat kamu bosan,
Padahal, baterai hatiku sudah mau habis.
10. Cinta Berbasis Langganan
Katamu, aku satu-satunya,
Tapi nyatanya aku hanya paket langganan murah.
Bayar sedikit, dapat cinta seadanya,
Sementara yang lain dapat layanan premium penuh drama.
11. Drama Tak Berujung
Cintamu seperti sinetron,
Plotnya absurd, tapi aku tetap menonton.
Mungkin aku suka drama,
Atau mungkin aku hanya terlalu bodoh untuk move on.
12. Cinta di Atas Kertas
Katamu cinta itu tulus,
Tapi kenapa kontraknya penuh syarat dan ketentuan?
Aku ingin membacanya,
Tapi takut menemukan klausul penghancuran hati.
13. Hati Seperti Batu
Katanya, aku keras kepala,
Tapi nyatanya hatimu yang seperti batu.
Tak peduli seberapa keras aku mencoba,
Kamu tetap dingin, tak bisa dipahat cinta.
14. Cinta yang Overdosis
Kamu seperti obat penghilang rasa sakit,
Membius, tapi overdosis bikin sesak.
Aku ketagihan mencintaimu,
Meskipun tahu efek sampingnya mematikan.
15. Hubungan Bisu
Kamu seperti TV tanpa suara,
Gambar ada, tapi komunikasi nihil.
Aku terus menonton, berharap ada perbaikan,
Tapi nyatanya, remote-nya rusak sejak awal.
16. Jatuh di Lubang yang Sama
Aku seperti GPS rusak,
Selalu kembali ke titik awal, ke kamu.
Padahal aku tahu, jalan itu penuh lubang,
Tapi tetap saja aku terperosok di cinta yang sama.
17. Manis Palsu
Kamu seperti permen diet,
Manis di lidah, tapi kosong di hati.
Aku tahu ini tipu-tipu,
Tapi tetap saja aku mengunyah cintamu.
18. Cinta Satu Arah
Aku seperti pengemudi di jalan tol,
Berjalan lurus, tapi kamu tak pernah menoleh.
Sinyal cinta ini jelas,
Tapi kamu tetap pura-pura buta arah.
19. Drama Romantis Lokal
Cintamu seperti film murah,
Plotnya klise, tapi aku tetap nonton sampai habis.
Padahal tahu, akhirnya selalu sama:
Aku menangis, kamu tepuk tangan.
20. Perasaan Seadanya
Kamu seperti menu kantin sekolah,
Rasanya seadanya, tapi tetap ku makan.
Entah karena lapar atau bodoh,
Aku tetap menikmatimu, meskipun hambar.
21. Cinta Tanpa Garansi
Kamu seperti barang online,
Datang cepat, tapi mudah rusak.
Aku mencoba retur,
Tapi ternyata, hati ini tak punya garansi.
22. Hati yang Penuh Iklan
Kamu seperti video YouTube,
Setiap cintamu diselingi iklan-iklan.
Aku sabar menunggu tombol skip,
Tapi iklanmu ternyata abadi.
23. Ketergantungan Emosional
Cintamu seperti game online,
Bikin ketagihan, tapi penuh lag.
Aku terus main, meskipun tahu,
Server ini akan crash kapan saja.
24. Janji Tanggal Kadaluarsa
Kamu seperti makanan kaleng,
Awalnya terlihat aman, tapi penuh pengawet.
Janji-janji manismu sudah kadaluarsa,
Tapi tetap aku makan, meski sakit perut akhirnya.
25. Hati seperti ATM
Aku seperti ATM pribadi,
Kamu datang saat butuh, lalu pergi.
Aku rela memberi segalanya,
Tapi saldo hatiku kini nol besar.
26. Cinta yang Bocor
Kamu seperti ember bocor,
Aku terus mengisi, tapi tak pernah penuh.
Air mataku habis untukmu,
Tapi kamu tetap kering, tanpa peduli.
27. Cinta yang Tak Bernyawa
Kamu seperti boneka pajangan,
Cantik, tapi tak bernyawa.
Aku berbicara, tapi tak pernah ada jawaban,
Hanya senyum kosong yang terus kupandangi.