Saturday, January 11, 2025

oleh Rahmat Adi Perkasa 



1. Cinta ala Akhir Bulan

Oh cinta, kamu seperti gaji,
Datang sekejap, lalu pergi tak pasti.
Manis di awal, pahit di akhir bulan,
Tapi tetap, aku menanti kedatanganmu dengan harapan.

2. Hati Berlabel Diskon
Katanya cinta sejati tak bisa dibeli,
Tapi kenapa hatimu seperti obral di toko,
Murah, semua orang boleh coba,
Tapi aku tetap rela membelinya, bodohnya aku.

3. Janji Manis yang Pahit
Janji-janji manismu seperti kopi tanpa gula,
Hitam, pahit, tapi tetap aku minum juga.
Semoga kafein itu cukup untuk membuatku sadar,
Bahwa cinta ini hanya ilusi di gelas besar.

4. Cinta yang Selalu Terlambat
Kamu seperti kereta ekonomi,
Datang penuh sesak dan selalu terlambat.
Tapi aku tetap menunggu di peron hati ini,
Meskipun tahu, tiket ini mungkin palsu lagi.

5. Pura-pura Setia
Cintamu itu seperti Wi-Fi gratis,
Tersedia untuk semua, tapi sinyalnya lemah.
Aku tetap mencoba login,
Meskipun tahu, jaringan ini penuh gangguan.

6. Cinta di Era Filter
Cintamu seperti foto di Instagram,
Indah berkat filter yang menipu pandang.
Tapi sayangnya, aku tetap jatuh cinta,
Pada wajah yang hanya ada di dunia maya.

7. Hati yang Tersedia 24 Jam
Kamu seperti minimarket,
Selalu buka, siapa saja boleh datang.
Aku ingin menjadi pelanggan tetapmu,
Tapi kenapa aku hanya dianggap pembeli sementara?

8. Cinta Fast Food
Katamu, cintamu spesial seperti menu favorit,
Tapi kenapa terasa hambar seperti fast food.
Cepat datang, cepat habis,
Tinggalkan hanya kemasan kosong di hati.

9. Kisah di Zona Teman
Aku seperti ponselmu,
Selalu dipegang, tapi tidak pernah jadi prioritas.
Hanya menjadi teman saat kamu bosan,
Padahal, baterai hatiku sudah mau habis.

10. Cinta Berbasis Langganan
Katamu, aku satu-satunya,
Tapi nyatanya aku hanya paket langganan murah.
Bayar sedikit, dapat cinta seadanya,
Sementara yang lain dapat layanan premium penuh drama.

11. Drama Tak Berujung
Cintamu seperti sinetron,
Plotnya absurd, tapi aku tetap menonton.
Mungkin aku suka drama,
Atau mungkin aku hanya terlalu bodoh untuk move on.

12. Cinta di Atas Kertas
Katamu cinta itu tulus,
Tapi kenapa kontraknya penuh syarat dan ketentuan?
Aku ingin membacanya,
Tapi takut menemukan klausul penghancuran hati.

13. Hati Seperti Batu
Katanya, aku keras kepala,
Tapi nyatanya hatimu yang seperti batu.
Tak peduli seberapa keras aku mencoba,
Kamu tetap dingin, tak bisa dipahat cinta.

14. Cinta yang Overdosis
Kamu seperti obat penghilang rasa sakit,
Membius, tapi overdosis bikin sesak.
Aku ketagihan mencintaimu,
Meskipun tahu efek sampingnya mematikan.

15. Hubungan Bisu
Kamu seperti TV tanpa suara,
Gambar ada, tapi komunikasi nihil.
Aku terus menonton, berharap ada perbaikan,
Tapi nyatanya, remote-nya rusak sejak awal.

16. Jatuh di Lubang yang Sama
Aku seperti GPS rusak,
Selalu kembali ke titik awal, ke kamu.
Padahal aku tahu, jalan itu penuh lubang,
Tapi tetap saja aku terperosok di cinta yang sama.

17. Manis Palsu
Kamu seperti permen diet,
Manis di lidah, tapi kosong di hati.
Aku tahu ini tipu-tipu,
Tapi tetap saja aku mengunyah cintamu.

18. Cinta Satu Arah
Aku seperti pengemudi di jalan tol,
Berjalan lurus, tapi kamu tak pernah menoleh.
Sinyal cinta ini jelas,
Tapi kamu tetap pura-pura buta arah.

19. Drama Romantis Lokal
Cintamu seperti film murah,
Plotnya klise, tapi aku tetap nonton sampai habis.
Padahal tahu, akhirnya selalu sama:
Aku menangis, kamu tepuk tangan.

20. Perasaan Seadanya
Kamu seperti menu kantin sekolah,
Rasanya seadanya, tapi tetap ku makan.
Entah karena lapar atau bodoh,
Aku tetap menikmatimu, meskipun hambar.

21. Cinta Tanpa Garansi
Kamu seperti barang online,
Datang cepat, tapi mudah rusak.
Aku mencoba retur,
Tapi ternyata, hati ini tak punya garansi.

22. Hati yang Penuh Iklan
Kamu seperti video YouTube,
Setiap cintamu diselingi iklan-iklan.
Aku sabar menunggu tombol skip,
Tapi iklanmu ternyata abadi.

23. Ketergantungan Emosional
Cintamu seperti game online,
Bikin ketagihan, tapi penuh lag.
Aku terus main, meskipun tahu,
Server ini akan crash kapan saja.

24. Janji Tanggal Kadaluarsa
Kamu seperti makanan kaleng,
Awalnya terlihat aman, tapi penuh pengawet.
Janji-janji manismu sudah kadaluarsa,
Tapi tetap aku makan, meski sakit perut akhirnya.

25. Hati seperti ATM
Aku seperti ATM pribadi,
Kamu datang saat butuh, lalu pergi.
Aku rela memberi segalanya,
Tapi saldo hatiku kini nol besar.

26. Cinta yang Bocor
Kamu seperti ember bocor,
Aku terus mengisi, tapi tak pernah penuh.
Air mataku habis untukmu,
Tapi kamu tetap kering, tanpa peduli.

27. Cinta yang Tak Bernyawa
Kamu seperti boneka pajangan,
Cantik, tapi tak bernyawa.
Aku berbicara, tapi tak pernah ada jawaban,
Hanya senyum kosong yang terus kupandangi.

Sunday, March 15, 2020

puisi malamku

puisi malamku

  by : rahmat adi perkasa


   1. tak jarang bertemu dan berpisah terjadi secepat kilat
   tapi kenangan serta perasaan terus merambat
   hingga memudar begitu lambat

2. dalam kisah ini kita sama sama berlari
   aku setengah mati mengejar mendekati
   sementara kau sangat sibuk menghindari
   aku sama sekali tidak lelah
   bahkan aku percaya
   hasil tidak akan menghianati prosesnya

3.terbanglah menuju pelangi
  carilah apa yang kau ingini
  aku percaya kau tercipta bukan untuk manusia lainnya
  aku tahu lagu yang kau suka
  aku yakin aku adalah rumah
  dan aku akan selalu ada ketika kau ingin merebah
  karena pasti kau akan tiba pada fase terlalu lelah
  maka sekuat apapun kau coba berlari
  hatimu pasti akan menuntunmu kembali ke sini

4. tak selamanya rasa harus diutarakan lewat tutur kata
   sesekali biarkan ia mengendap di dalam dada
   karena terkadang kita lupa mensyukuri keberadaannya

5. begitu banyak lagu dengan lirik yang berbunyi
   tak ada yang abadi
   ya memang seperti itu mestinya luka dan bahagia
   akan tiba hari dimana kita tertawa mengenang luka lama
   atau malah menangisi rasa yang dulu pernah indah

6. dalam diamku ini bukan berarti aku berhenti memahami

7. terjebak dalam rasa bukanlah sebuah pilihan
   itu melainkan pemberian tuhan. nikmati saja alurnya
   kecewa ataupun bahagia toh sama saja
   kau sudah paham sebab akibatnya
   sebelum mengambil langkah selanjutnya 

 

berHari hari lembar cerita berganti
risau ini Tak henti – henti mencari
dambaan hati
embun memuai dari dedaunan hijau
harmoni sahutan burung berkicau
mentari semakin berkilau terang
 hari menjelang siang
pagi telah pergi
senja masih menanti
masihkah jingga....
jingga....
hari jangan pergi
ku takut senja nanti ku masih sendiri
tanpa sunset yang menemani
#2x
daun kering jatuh terinjak tak pernah berontak
ranting ranting tak pernah teriak
tersengat terang
pagi telah pergi
senja masih menanti
masihkah jingga....
jingga....
hari jangan pergi
ku takut senja nanti ku masih sendiri
tanpa sunset yang menemani 2x


Ku inginkanmu
Ku inginkanmu

Lebih dekat dari detak jantungku
Lebih dekat dari denyut nadiku
Di jalanku menuju kamu
 Aku berharap  kau jadi rumahku
Ku inginkanmu lebih dari segala mimpi indah manusia

namun ini terasa seperti  jurang terdalam
antara kau dan aku

ku inginkanmu
selalu ingin
kau jadi milikku

namun sekali lagi ini terasa seperti jurang terdalam
antara kau dan aku
kau memendam dusta dalam cerita
hanya untuk tertawa sementara
padahal kuingin tertawa bersamamu selamanya
akhirnya kau biarkan ku jatuh tanpa ujung

namun sekali lagi ini terasa seperti jurang terdalam
antara kau dan aku

ku inginkanmu
ku inginkanmu
selalu ingin

 

LAGI MERANA DAN HARUS BACA TAKE OF DISTRACTION
PENUMPANG YANG TERHORMAT SELAMAT DATANG DI PENERBANGAN MD90
DENGAN TUJUAN  JOGJAKARTA

PENERBANGAN KE JOGJAKARTA AKAN KITA TEMPU DALAM WAKTU 1 JAM 30 MENIT
DI  KETINGGIAN TIGA PULUH RIBU KAKI DI ATAS PENDERITAAN ORANG LAIN
PERLU KAMI SAMPAIKAN KEPADA ANDA
BAHWA PENERBANGAN INI TANPA ALKOHOL
TANPA ASAP ROKOK 

DAN TANPAMU DI SISI KU
SEBELUM LEPAS LANDAS KAMI PERSILAHKAN KEPADA ANDA UNTUK
MENEGAKKAN SANDARAN KURSI

MENGENCANGKAN SABUK PENGAMAN
DAN MELUPAKAN KENANGAN MANTAN
MEMBUKA PENUTUP JENDELA

MENUTUP RAPAT MEJA YANG MASIH TERBUKA DI HADAPAN ANDA
DAN MENUTUP LUKA YANG MASIH MENGANGA
KARENA DI TINGAL DIA

ATAS NAMA KAPTEN HANTU
DAN SELURUH KRU AWAK KABIN YANG BERTUGAS
MENGUCAPKAN SELAMAT TAHUN BARU HIJRIAH
MINAL AIDIN WALFAIZIN MOHON MAAF LAHIR BATIN


Keesokan harinya, “Edo kamu udah ketemu kak Radhy kan?” tanya refni kepada pria yang sedang duduk tepat di hadapannya, mereka sedang menanti pesanan di cafe itu.  “ iya aku sudah ketemu sama dia, tapi dia terlihat aneh gitu!” 

jawab edo “oia Cafe Cinta ini tidak banyak berubah ya, aku sudah lama tak kesini, terakhir kali aku kesini ya waktu malam itu bersama kamu sebelum kau kecelakaan itu” lanjutnya. “ia aku juga sudah lama tak kesini, lagipula kecelakaan itu udah berlalu, aku sudah sembuh, tidak usah di bahas lagi dong, eh tapi aku masih penasaran ingin bertemu dengan kak Radhy, dia pergi kemana yah?” tanya Refni pelan. “entahlah, nanti juga dia pasti kirim surat ke aku” jawab Edo santai, senyumnya mengembang. 

Lonceng pintu cafe Cinta berbunyi itu menandakan bahwa ada pengunjung yang datang. Kali ini pengunjungnya adalah dua orang polisi, cafe tersebut cukup ramai dan satu – satunya tempat yang tersisa adalah meja di sebelah refni dan edo. 

“memecahkan kasus pembunuhan bermotif tidak jelas memang sangatlah sulit ya greg!” ungkap salah seorang polisi sambil menarik kursi, mereka bersiap untuk duduk. “ ia pak Egi, benar yang anda katakan, tapi aku mulai menemukan titik terang dari kasus ini”

“padahal baru saja kasus tabrak lari di perempatan arah ke taman cinta selesai”
Edo yang sejak tadi menguping pembicaraan kedua polisi itu kemudian menyela “ maaf pak, tadi bapak bilang kasus tabrak lari di perempatan taman cinta kan?” 

Greg kemudian memalingkan wajahnya kearah Edo, refni sedang mengaduk kopinya yang baru saja di suguhkan. “ iya nak, memangnya kenapa?” tanya Greg, kedua polisi itu kemudian memperhatikannya. 

“jadi gini pak, maksud bapak kasus tabrak lari yang terjadi beberapa minggu yang lalu kan? Nah itu korbannya adalah teman saya, ini dia orangnya!” seru Edo sambil menujuk kearah Refni. Refni kemudian berhenti mencicipi kopinya, wajahnya berubah masam. “ ih Edo, kenapa sih masih bahas kecelakaan itu lagi?” 

Pak egi kemudian memotong percakapan, “ apa benar dik, kamu korban tabrak lari itu?” tanyanya kepada Refni.
Dengan sedikit gusar Refni menjawab “ ia pak saya korbannya, saya juga sudah tau kalau pelakunya sudah tertangkap, tapi saya dan keluarga saya sudah memaafkan kejadian itu, sisanya biarkan hukum saja yang bekerja!”

 ungkap refni sambil menunjukkan bekas jahitan di keningnya “ ini pak luka bekas tabraknya” lanjutnya.
“ ia, kami himbau lainkali lebih berhati – hati lagi agar tidak terjadi kejadian yang serupa, kami juga salut dengan keluarga kamu yang tidak begitu menuntut banyak dari kecelakaan itu” tutur Egi 

“ya memang itu juga kesalahan saya pak, menyebrang jalan tidak lihat – lihat terlebih dulu!”jawab Refni sedkit tersenyum.
“oia nak apa kalian tau kalau baru – baru ini juga telah terjadi pembunuhan di dekat lampu merah tempat kau tertabrak itu?” tanya greg
“hah ada pembunuhan?” Edo balik bertanya, ia tersentak. 

“ia kasusnya belum selesai, dan sepertinya kasus ini tidak akan selesai, karena motifnya yang berbelit – belit hehe” lanjut greg
“hey pak Greg jangan terlalu banyak curhat pada warga sipil, itu sama saja menakuti mereka jika bapak bercerita tentang kasus pembunuhan seperti itu” tutur pak Egi.
Refni kemudian berdiri dan mohon pamit kepada kedua polisi itu “ saya sama teman saya pamit dulu ya pak, kami ada urusan mendadak hehe!” 

“oh silahkan dik, oia tidak perlu merasa takut, kami pihak kepolisian akan selalu melindungi keamanan kalian!” seru Egi sambil tersenyum kepada kedua orang itu, Edo hanya tercengang melihat Refni yang tiba – tiba berdiri spontan minta pamit. Refni kemudian menarik tangannya utnuk pergi dari cafe itu.

“ kok kita pamit sih, kan ngobrolnya belum selesai, lagipula minumnya belum habis!” kata Edo sambil mengikuti tarikan tangan Refni.
“ udah ga usah banyak ngomong lagi, daripada kamu keburu sotoy lagi sama pak polisi itu mending kita pergi saja”

“tapi kan, tapi kan aduuh Refni, yaudah deh aku ikut aja” ujar Edo ketika mencapai pintu.
Dua menit kemudian, Ketika memasuki mobil sedan milik Refni Edo kembali bertanya “ Refni kenapa kamu main ngajak pergi aja, lagian kan keren bisa ngobrol sama pak polisi, jadi berasa kayak petugas juga hehe” ucapnya lalu tertawa kecil. 

“ heleh seperti biasanya kamu memang selalu banyak tanya dan banyak bicara kok, lagipula aku sudah tidak mood lagi karena membahas kecelakaan itu, sebaiknya kita pergi saja yuk!” seru Refni sambil menyalakan mesin mobilnya. “ oia kenapa kamu tidak beritahu aku kalau yang nabrak kamu itu sudah tertangkap sih?” sebelum melajutkan Refni buru – buru memotong pertanyaan Edo “ duh udah, kecelakaan itu ga usah di bahas lagi, kamu emang kebanyakan bertanya, sekarang diam dan kita pergi!” seru Refni kemudian menginjak pedal gas mobilnya.
 
“Refni pokoknya aku tidak boleh tertangkap sebelum menemukan orang yang menabrakmu” ucap radhy sambil mengendarai sepeda motornya. Hari sudah menjelang sore, namun ia belum menentukan kemana arah yang harus ia tuju, motornya terus melaju melintasi jalan yang mulai berbukit itu. ia telah berada jauh dari kota.
Setelah melewati beberapa tanjakan dan jalan menurun akhirnya Radhy singgah di salah satu penginapan yang berdiri di pinggir jalan.

“sebaiknya aku menginap disini saja, tempat ini mungkin sudah cukup aman bagiku.” Ucapnya dalam hati. ia kemudian memarkirkan motornya kemudian berjalan masuk ke penginapan itu dengan menggenggam koper kecil miliknya.
“selamat datang di Kenari INN, ada yang bisa kami bantu?” 

Tanya resepsionis yang sedang jaga kepada Radhy yang baru saja masuk. “ ia saya pesan satu kamar di lantai dua yah kak!” jelas Radhy sambil memperhatikan interior penginapan yang sebagian besar terbuat dari kayu jati itu.

“ ini kunci kamarnya, silahkan di bawa, jika perlu sesuatu hubungi kami yah!” lanjut wanita resepsionis berbaju merah itu sambil memberikan kunci kamar kepada Radhy.
“terimakasih kak!” Radhy kemudian berjalan menuju ke kamar pesanannya.  

Penginapan itu berpetak – petak, kamar yang saling berhadap – hadapan dan di pisahkan lantai berjarak satu meter mebuat bangunan itu seperti lorong yang presisi. Ketika berjalan di lorong itu radhy berpapasan dengan seorang pria, parasnya tampan, rambut klimis, dan jas hitam berpadu dengan dasi yang rapih, sepertinya menunjukkan bahwa pria itu adalah seorang bisnismen. Radhy hanya melihat sekilas pria teresebut, begitupun sebaliknya.

setibanya di kamar, radhy langsung merebah di kasur, namun tak lama kemudian ia bangun kemudian kembali merebah lagi, ia melakukan hal itu berulang – ulang, sesekali ia bersandar di pintu, lalu kemudian berjalan mondar - mandir di dalam kamar. raut wajahnya terlihat tak tenang. Dan ketika melintasi jendela yang mengarah keluar pekarangan penginapan itu ia melihat sesuatu yang tidak biasa
“apa yang mereka lakukan dengan senjata itu?” Radhy melihat pria ber jas hitam yang berpapasan dengannya tadi sedang berbincang dengan dua orang lainnya. Mereka terlihat sedang memegang senjata api.